LAWATANEWS Penelitian berdasarakan uraian dari sebuah Skripsi 2016, Imam Mulya.
(Oleh: IMAM MULYA M.Pd)
Sultan Ibrahim dikenal sebagai sultan yang memiliki sifat lemah lembut, kekerasan dan kekejaman merupakan perbuatan yang tidak disenanginya.
Sifat dan pribadi yang sangat berlawanan dengan perilaku dan tindakan pemerintah kolonial belanda, yang selalu menindas dan memeras bangsa kita, dikala beliau naik tahta, rakyat nusantara sedang dilanda duka nestapa, perjuangan melawan kedholiman pemerintah kolonial belanda satu demi satu dapat dilumpuhkan. Para pejuang entah sultan, raja atau ulama, seakan2 tidak berdaya menghadapi meriam, bedil dan pistol tentara belanda.
Sudah tidak terhitung para pejuang yang gugur sebagai syuhada dan mati dalam penjara karena disiksa, mulai gundah, rakyat gelisah bercampur marah dan benci kepada DOU KAFIR Belanda.
Kolonial Belanda melakukan apa saja demi terwujudnya cita2 untuk menguasai Dou Labo Dana Mbojo. Perang Ngali adalah perang melawan kaum kolonial Belanda yang dilakukan penduduk disebuah desa Ngali berlokasi dikawasan pedalaman sekitar 40 Km dari IbuKota kabupaten Bima.
Falsafah yang menggambarkan betapa tingginya semangat pengabdian yang harus ditegakan oleh raja Bima terhadap masyarakat. Sistem Birokrasi lokal di Bima memakai sistem pemerintah tetap berdasarkan adat yang dilandasi dengan musyawarah dan keluarga, Raja bukanlah titisan dewa yang harus disembah dan dipuja.
Raja hanyalah pemimpin yang diangkat oleh rakyat untuk kepentingan rakyat, bukanlah abdi yang bertugas untuk menyembah raja. Adat selalu memperingatkan raja bahwa ia harus bersikap dan bertindak sesuai dengan falsafah hidup TOBO MPA NAHU SURA DOU MALOBO DANA.
Kebijakan Belanda yang semakin lama semaki membuat masyarakat Bima menderita sehingga turunlah para ELIT lokal yang mengobarkan semangat untuk berperang melawan kolonial Hindia-Belanda.
Peran dari para ELIT lokal di Bima sangatlah penting dalam melawan setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh kolonial Benlanda.
Perang Ngali pada waktu itu dilakukan oleh orang2 yang berdarah Ngali yang dipimpin oleh Salasa Ompu Kapa,a, Abdul Gafar, Syekh Abu Bakar, dan KH. muhamad Syekh, abu Syaid Umar dll.
Faktor meletusnya perang Ngali adalah perang yang dilakukan oleh orang2 Ngali melawan penjajahan atas Kolonialisme Belanda pada tahun 1908-1910. Untuk mempertahankan martabat kaum muslimin dan menjaga kesucian agama Islam dari penyiksaan yang dalam Triminologi agama disebut Sabil.
Upaya dan penyebab terjadinya perang Ngali atas dasar adanya penjajahan kolonial Belanda yang menghegemoni dan memonopoli daerah Ngali sebagai manifestasi rakyat Ngali untuk menentang penindasan kolonial Belanda dan ketika bangsa Eropa datang ke Nusantara baik dengan bermaksud untuk berdagang ataupun dengan niat menguasai “Menjajah”, menyandang doktrin dan ideologi 3G berupa rempah-rempah untuk kemakmuran rakyat mereka sendiri.
Kenapa penelitian diambil dari tahun 1908 sampai 1910.
Tahun 1908 awal gejolak munculnya kesadaran masyarakat Ngali dalam menyusun strategi melawan DOU KAFIR, ditahun berikut nya 1909, ialah puncak dari kesabaran masyarakat Ngali sehingga terjadi peperangan dan ditahun 1910 dimana banyak laskar Ngali ditangkap dan dipenjarakan dan sekaligus berakhir nya penerapan sistem yang merugikan masyarakat Ngali.
Untuk kelanjutan tulisan ini akan dilakukan pendalaman berdasarkan TESSIS yang dirangkum dari berbagai sumber BUKU, WAWANCARA, DISERTASI maupun ARTIKEL/JURNAL DLL.
Saya harap Komentar, kritik, saran dan masukannya.